Mengenal Sultan Syarif Kasim II dari Siak Riau

Masa penjajahan Belanda tidak hanya meninggalkan kenangan pahit bagi bangsa Indonesia. Selain diliputi suasana peperangan yang mencekam, ternyata ada kisah cinta yang menakjubkan. Cerita ini datang dari Kesultanan Siak Sri Indrapura Riau yang kala itu terkenal sangat loyal terhadap Indonesia dan memiliki sosok pemimpin yang dicintai rakyat.
Sultan Syarif Kasim II dari Siak Riau
Kesultanan Siak saat itu dipimpin oleh Sultan Syarif Kasim II, pemimpin yang disebut-sebut mampu mencuri hati wanita sekelas Ratu Wilhemina, sosok superior baik di negerinya Belanda maupun di Hindia Belanda atau Indonesia saat dijajah Belanda.

Konon, Ratu Wilhelmina ini jatuh cinta kepada Sultan Syarif Kasim II karena sosoknya yang gagah, rapih, cerdas, dan cinta rakyat. Sifat itulah yang kemudian merebut perhatian sang ratu ketika berkunjung ke Siak. Selain memiliki sifat yang menawan itu, Sultan Syarif Kasim II juga terlihat tampan dan necis saat muda.
Kisah Cinta Sultan Syarif Kasim II dan Ratu Wilhelmina
Bukti kecintaan Wilhemina pada Sultan Syarif Kasim II adalah banyaknya barang Wilhelmina sebagai kenang-kenangan termasuk patung berbentuk dirinya yang saat itu masih muda. Sebagai kenang-kenangan Ratu Wilhemina kemudian meminta patung Sultan Syarif Kasim II untuk dibawa pulang ke Belanda. Namun akhirnya, kisah cinta Ratu Wilhemina pada Sultan Syarif Kasim II tak berakhir bahagia karena cintanya dipisahkan oleh perbedaan agama.

Sebenarnya seperti apa sih sosok sultan dari Riau yang mampu merebut hati Ratu Wilhelmina? Berikut ini ulasannya.

Sultan Syarif Kasim II


Sultan Syarif Kasim II dilahirkan di Siak pada tanggal 1 Desember 1893. Beliau merupakan Sultan yang terakhir dari Kesultanan Siak Sri Indrapura, sebuah Kesultanan Melayu Islam, dan kini Sultan Syarif Kasim II Namanya diabadikan menjadi nama Bandar Udara Internasional di Pekanbaru, Propinsi Riau.

Berawal pada tahun 1915, Sultan Syarif Kasim II diangkat sebagai Sultan Siak yang berkedudukan di Siak Sri Indrapura. Sekarang Siak merupakan sebuah Kabupaten di Provinsi Riau dan masuk kedalam daerah segitiga pertumbuhan (growth triangle) Indonesia – Malaysia- Singapura. Sebagai bangsawan yang kaya raya , Sultan Syarif Kasim II pernah mengikuti pendidikan hukum dan tata negara di Jakarta.

Setelah Sultan Syarif Kasim II diangkat sebagai Sultan Siak, Beliau menolak untuk mengakui perjanjian yang pernah dibuat oleh sultan-sultan terdahulu dengan Pemerintah Belanda yang menyatakan  bahwa Kerajaan Siak adalah milik Pemerintah Belanda yang dipinjamkan kepada keluarga Sultan.

Sultan Syarif Kasim II yang berpikiran maju berusaha untuk meningkatkan kecerdasan masyarakatnya. Dia pun kemudian mendirikan sekoĊ‚ah-sekolah berbahasa Belanda dan Melayu. Di samping itu, murid-muridnya yang cerdas dan berbakat diberikan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di kota-kota besar, seperti Jakarta dan Medan.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Sultan Syarif Kasim II menyatakan bahwa Kerajaan Siak adalah merupakan bagian dari negara Republik Indonesia. Beliau ikut memberikan dukungan moril dengan mengajak para sultan yang ada di Sumatera untuk bergabung dengan Pemerintah RI. Beliau juga memberikan dukungan materil dengan menyumbangkan hartanya sebanyak 13 juta gulden untuk membantu jalannya pemerintahan RI.

Ketika  Belanda melancarkan Agresi Militer I dan II yang dilanjutkan dengan membentuk negara-negara federal (negara boneka), Sultan Syarif Kasim II yang pada saat itu sedang berada di Aceh, melalui pidatonya di radio, memerintahkan kepada segenap penduduk Siak untuk tetap setia kepada Pemerintah RI serta menolak pembentukan Dewan Siak oleh Belanda.

Sultan Syarif Kasim II bahkan terus aktif membantu pejuang RI untuk mempertahankan kemerdekaan dengan cara menyediakan bahan makanan untuk tentara dan pejuang-pejuang RI yang bertempur melawan Belanda maupun yang bertugas melakukan penumpasan terhadap gerombolan pemberontak. Demikian juga untuk Pemerintah RI yang saat itu dipindahkan di Yogyakarta, Syarif kasim dengan rela menyumbangkan sebagian harta kekayaannya.

Sultan Syarif Kasim II meninggal dunia di Rubai, Pekanbaru, 23 April 1968 dan dimakamkan di Pemakaman Keluarga Mesjid Siak. Untuk menghormati jasa-jasa Sultan Syarif Kasim II berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI. No. 109/TK/ 1998, Pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepadanya.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung di blog sederhana ini. Silahkan tulis komentar Anda. Berkomentarlah dengan baik dan sopan. Demi kesehatan blog ini, mohon maaf jika ada komentar yang harus saya hapus karena mengandung broken link (biasanya komentar tanpa nama komentator/Unknown/Tidak Diketahui/Profile Not Available). Jadi ... kalau ingin berkomentar gunakan AKUN DENGAN NAMA yaaa. Sekian dan terima kasih :)