Apa Yang Akan Terjadi Setelah Gempa Bumi Menghantam Suatu Tempat?

Gempa bumi adalah getaran yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasanya disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi).

Gambar Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi memang merupakan salah satu bencana alam yang tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi. Akan tetapi, melalui sebuah alat, dapat diukur kekuatan getaran serta lokasi dari hiposentrum. Alat tersebut dikenal dengan nama Seismometer.

Gambar Seismometer

Alat ini biasanya digunakan untuk mendeteksi gempa Bumi. Hasil rekaman dari alat ini disebut Seismogram. Sedangkan perangkat yang digunakan untuk mengukur dan mencatat gempa Bumi disebut Seismograf.

Seismometer sebagai alat ukur, membutuhkan skala dalam mengukur tingkat dan besar getaran yang dihasilkan dari gempa bumi. Di dunia, terdapat dua skala yang hingga sekarang di pakai sebagai acuan oleh para ilmuwan untuk mengukur getaran yang ada di bumi. Skala tersebut adalah skala richter dan skala mercalli.

Tahukah kalian, apa yang akan terjadi setelah gempa Bumi menghantam suatu tempat? Untuk menambah wawasan kita, mari simak ulasannya berikut ini.

Gempa ketika menghantam suatu wilayah dapat mengubah topografi atau bentuk wilayah tersebut. Dilihat dari strukturnya, Bumi kita tersusun dari berbagai lapisan seperti bawang yang terdiri dari 4 bagian utama antara lain sebagai berikut:
- Lapisan dasar terdalam atau terpadat,
- Lapisan dasar bagian luar atau bersifat cair,
- Lapisan Mantel, 
- Lapisan kulit luar.

Pada komponen dasar terdalam lapisan bumi; sebagian besar lapisan tersusun dari material besi dan temperaturnya sangat panas. Panas ini menyebabkan bagian luar lapisan tetap berada dalam bentuk cair atau pasta.

Sebagian besar dari massa buni terletak di lapisan mantel. Namun, ketika ada tekanan pada lapisan mantel ini, maka lapisan ini kemudian akan berubah dengan pelan. Kulit luar lapisan bumi merupakan lapisan paling tipis dan berbatu. Karena suhunya dingin, lapisan ini mudah retak dan berubah selama terjadi gempa bumi.

Kulit luar lapisan bumi terbuat dari pelat pelat batu raksasa yang secara terus-menerus bergerak dengan kecepatan 10 cm per tahun. Pelat pelat tektonik ini menopang benua atau dasar lautan. Sebagian gempa bumi terjadi di kedalaman bumi yang jaraknya kurang dari 80 km dari permukaan bumi, sebagian besar gempa bumi lainnya terjadi pada perbatasan antar pelat di mana kulit luar bumi bergeser pada kedalaman 750 km.

Sebagian besar gempa bumi terjadi di sepanjang perbatasan antarpelat. Arus panas memicu pelat-pelat tersebut dan pergerakan ini yang kemudian menyebabkan pelat saling melindas dan saling bertumbukan. Tegangan ini menyebabkan energi yang menimbulkan pergeseran pada bagian kulit luar yang lebih lemah. Energi ini kemudian bergerak sebagai gelombang di permukaan bumi sehingga menimbulkan apa yang kita sebut sebagai gempa bumi

Kulit luar lapisan bumi berada di bawah laut cukup lemah. Arus panas yang memicu pergerakan pelat juga menghisap bagian-bagian kulit luar di bawah laut. Hal ini kemudian menghasilkan palung yang memiliki kedalaman ribuan kaki di bawah permukaan laut. Palung Mariana di Samudera pasifik merupakan contoh hasil dari getaran bawah laut. Ketika laut surut, material yang membentuk dasar palung naik ke atas dan kadang kadang membentuk barisan pegunungan atau pulau-pulau baru.

Gempa bumi bawah laut juga dapat mengakibatkan banjir bandang atau memicu terjadinya tsunami. Tsunami merupakan gelombang laut yang sangat besar dengan tinggi lebih dari 80 kaki dan bergerak sangat cepat hingga 500 km per jam. Jika tsunami mengenai daratan, maka dapat mengakibatkan kerusakan yang hebat di daratan.

Gempa bumi yang terjadi di permukaan bumi juga bisa mengubah bentuk permukaan suatu daerah. Barisan pegunungan Himalaya merupakan hasil langsung dari terjadinya tumbukan dua pelat benua.

Gempa bumi bisa menimbulkan terjadinya parit parit besar di atas tanah, yang kemudian  menciptakan lembah dan tebing yang sebelumnya tidak ada. Getaran gempa bumi bisa menyebabkan daratan berpasir menjadi berair. Proses yang demikian bisa mengakibatkan tanah tiba-tiba tenggelam. Proses ini disebut sebagai fluidising

Pada daerah dengan kontur pegunungan, dapat saja terjadi tanah longsor, bukit-bukit kecil menghilang atau menjadi rata. Ketika terjadi sebuah gempa bumi yang besar biasanya juga diikuti gempa susulan dengan getaran yang kecil seperti gema. Kejadian ini disebut aftershock, yaitu getaran lebih kecil yang terjadi di daerah yang sama di mana gempa yang sebenarnya terjadi. Aftershock merupakan penyesuaian kecil di sekitar daerah yang telah digeser oleh gempa utama.

Pertanyaan yang sering diajukan adalah apakah gempa bumi yang terjadi di wilayah Toronto, Kanada, dapat menyebabkan terjadinya gempa di India. Jawabannya adalah: tidak. Karena jarak kedua wilayah tersebut terlalu jauh.

Lapisan kulit luar bumi tersusun tidak cukup rapat untuk mengirimkan tegangan di suatu tempat ke tempat lain yang jaraknya ribuan mil.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung di blog sederhana ini. Silahkan tulis komentar Anda. Berkomentarlah dengan baik dan sopan. Demi kesehatan blog ini, mohon maaf jika ada komentar yang harus saya hapus karena mengandung broken link (biasanya komentar tanpa nama komentator/Unknown/Tidak Diketahui/Profile Not Available). Jadi ... kalau ingin berkomentar gunakan AKUN DENGAN NAMA yaaa. Sekian dan terima kasih :)