Pembagian Susun (Porogapit) untuk Anak Kelas 3 SD

Artikel ini saya tulis berdasarkan permintaan teman blogger yang kesulitan mengajarkan pembagian kepada adiknya yang duduk di bangku kelas 3 SD. Sebenarnya bukan kakaknya yang tidak bisa mengajari adiknya, kesulitan ada pada adiknya yang gagal paham.
Pembagian susun
Begini ya prend, mengajari anak Matematika khususnya pembagian itu membutuhkan kesabaran. Proses pembelajaran yang lebih serius dimulai ketika anak sudah duduk di bangku kelas 3 SD  yang mana anak harus berpindah proses dari banyak bermainnya ketika belajar menjadi lebih fokus kepada pelajaran.

Untuk mengajarkan pembagian pada tingkat lanjut, anak harus mengenal dulu konsep pembagian yang tentunya sudah dipelajari sebelumnya. Ketika masih duduk di bangku kelas 2 SD, siswa dikenalkan materi dasar tentang perkalian dan pembagian. Jika perkalian adalah penjumlahan berulang, pembelajaran selanjutnya siswa akan belajar mengenai pembagian sebagai pengurangan berulang.

Konsep perkalian
Dalam perkalian yang merupakan penjumlahan berulang memiliki aturan atau konsep yang telah disepakati. Menurut pakar Matematika, konsep ini sangat sesuai dengan perkembangan anak dalam memahami Matematika.

Pada contoh soal misalnya, 6x4=4+4+4+4+4+4=24. Jika ada yang protes, mengapa harus begitu cara menghitungnya ? kan bisa juga 6x4=6+6+6+6=24. Iya sama-sama benar sih, bahkan lebih mudah menghitungnya, itu kalau menurut kita, tapi cara seperti itu jelas menyalahi aturan yang sudah ada. Penggunaan yang benar adalah 6x4=4+4+4+4+4+4=24 bukan 6+6+6+6=24. Konsep perkalian seperti ini biasanya diajarkan kepada siswa yang duduk di bangku kelas 2 SD.

Nah, tidak mau kaan, adik kita dapat nilai 0 dari gurunya. Jadi saran saya, ketika mengajari adiknya perkalian, terapkan saja aturan yang sudah ditetapkan.

Konsep pembagian
Pembagian adalah lawan dari perkalian. Konsep pembagian adalah pengurangan berulang oleh bilangan pembagi sampai sisanya 0. Banyaknya bilangan pembagi merupakan hasil pembagian. Misalnya 18:2=18-2-2-2-2-2-2-2-2-2=0, jadi 18:2=9.

Sekarang kita akan belajar membagi bilangan yang lebih besar. Materi ini biasanya diajarkan pada siswa kelas 3 SD. Cara menghitungnya dengan pembagian susun. Di daerah saya, pembagian susun biasanya disebut porogapit. Kalau di daerah kamu namaya apa prend?



Contoh soal:
Pak Hari memiliki 72 ekor sapi. Beliau ingin membagikan sapi-sapi itu kepada 3 anaknya. Berapakah sapi yang diterima masing-masing anak?
Secara Matematis ditulis 72 : 3 =...
Beginilah cara mengajarkan pembagian porogapit versi saya.
1.
Tutorial Porogapit 1
Karena bilangan pembagi adalah 3, maka mintalah anak untuk membuat tabel perkalian. Tabel dengan konsep seperti gambar diatas saya buat berdasarkan poster tabel yang dijual di pasaran. Dan memang tabel seperti inilah yang sesuai dengan konsep perkalian.
Poster tabel perkalian
Kebanyakan anak kelas 3 SD belum hafal perkalian. Jadi mau tidak mau harus membuat tabel. Menurut pengamatan saya, anak-anak itu lebih mudah menghafalkan perkalian daripada pembagian.

2.
Tutorial Porogapit 2

Langkah berikutnya, jelaskan kepada anak bahwa bilangan pembaginya adalah 3 sedangkan yang dibagi adalah 7. Jelaskan juga bahwa angka yang ada di bawah bilangan yang dibagi tidak boleh lebih besar. Untuk memudahkan, tanyakan pada anak. Berapa dikali 3 hasilnya 7 atau yang paling dekat dengan 7. Maka secara otomatis anak akan langsung melihat tabel dan menemukan angka 2x3=6. Dalam hal ini, agar lebih mudah memahami, anak harus menulisnya di bawah bilangan pembagi. Selanjutnya angka depan yaitu 2 sebagai pengali 3 harus ditulis di atas. Setelah itu menghitung pengurangan angka 7-6=1.

3.
Tutorial Porogapit 3
Setelah melakukan proses pengurangan angka yang ada di depan (7), selanjutnya angka ke dua yaitu (2) diturunkan lurus ke bawah maka akan didapat angka 12.

4.
Tutorial Porogapit 4

Tanyakan lagi kepada anak, berapa dikali 3 hasilnya 12 ? maka anak akan kembali lagi melihat tabel dan menemukan angka 4x3=12. Anak harus menulisnya lagi seperti langkah sebelumnya. Kemudian angka depan yaitu 4 sebagai pengali 3 harus ditulis di atas, tepat di belakang angka 2.

5.
Tutorial Porogapit 5

Langkah terakhir adalah proses pengurangan. Angka yang dikurangi dan yang mengurangi adalah sama yaitu 12-12 dan sudah pasti hasilnya adalah 0. Karena hasil akhir adalah 0, dengan demikian proses pembagian dengan porogapit selesai.

Bagaimana ? mudah kan? cara menghitung pembagian dengan  porogapit. Jika dengan menggunakan cara di atas, anak masih saja tidak paham. Yah, tetap sabar saja ya. Karena kemampuan tiap anak itu berbeda-beda. Semoga bermanfaat dan tetap semangat ...

31 komentar:

  1. Trima Kasih smoga bermanfaat juga untuk yg lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama...Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar :)

      Hapus
  2. bermanfaat. tmksh ilmunya dan slm kenal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama...Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Salam kenal balik :)

      Hapus
  3. Berapa hasil dari 276/4

    BalasHapus
    Balasan
    1. 276 : 4 = ...
      2 dan 4 lebih besar 4 (bilangan pembagi). Berarti yang dibagi dulu adalah angka 27. Berapa dikali 4 hasilnya mendekati 27. Jawabnya 6 lalu tulis angka 6 di atas, 4 x 6 = 24. Yang 24 ditulis di bawah angka 27. Setelah itu lakukan pengurangan. 27 - 24 = 3. Angka 3 dan angka 6 (satuan) diturunkan jadinya 36. Lakukan langkah yang sama seperti sebelumnya. Berapa dikali 4 hasilnya 36. Jawabnya 9. Angka 9 ditulis di atas. 4 x 9 = 36. Yang 36 ditulis di bawah angka 36 setelah itu lakukan pengurangan. 36 - 36 = 0. Selesai. Hasil pembagian porogapit 276 : 4 = 69

      Hapus
  4. Terima kasih ini sangat bermanfaat, memudahkan mengajari anak saya yang kesulitan memahamipembagian


    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama. Terima kasih atas kunjungannya. Sebagian besar anak memang mengalami kesulitan ketika mempelajari pembagian. Dan pembagian dengan cara porogapit akan selalu digunakan dan diajarkan di jenjang sekolah dasar :)

      Hapus
  5. Sedikit mengusik hati untuk koment tentang perkalian 6x4=4+4+4+4+4+4=24 bukan 6+6+6+6=24. Apa bedanya..?? Hasilnya sama, kalau menyalahi konsep, siapa yang buat konsepnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yg saya tahu, mmg begitu konsepnya. Krn sblm mereka bs mengahapal perkalian, perlu disampaikan dlm konsepnya, tdk tiba2 mereka hrs mentah2 menerima 6X4=24.
      Krn pasti akan timbul pertanyaan, kenapa 6X4=24, kenapa tidak 20 atau 25,dstnya. Bgtu mungkin kurlebnya menurut saya.

      Hapus
    2. Terima kasih komentarnya Bunda ... :)

      Hapus
  6. Hasilnya memang sama 6x4=4+4+4+4+4+4=24 dan 6+6+6+6=24 itu menurut kita. Tapi di kelas 2 SD, konsep perkalian sebagai penjumlahan berulang harus diterapkan. 6x4=4+4+4+4+4+4=24 bukan 6+6+6+6=24 dan memang seperti itu. Siapa yang membuat konsep? tentu saja pakar matematika. Mengapa 6x4=4+4+4+4+4+4 bukan 6+6+6+6? Penyeragaman penjelasan ini memudahkan guru/orangtua untuk mengajar dan siswa menangkap artinya. Demikian

    Hapus

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah kalau seperti ini kak, ada contoh soal, 4 kubus (disetiap kubus ada gambar 3 apel).
      Bagaimana pengerjaannya?..
      4x3 atau 3x4 ?..

      Hapus
    2. 4 kubus (disetiap kubus ada gambar 3 apel)
      Kubus adalah wadah sedangkan apel adalah isinya
      Artinya ada 4 kubus berisi masing-masing 3 apel.
      jadi yang benar adalah 4 x 3 = 3 + 3 + 3 = 12
      Demikian semoga bisa membantu :)

      Hapus
    3. terimakasih sekali kak,infonya bermanfaat sekali, krn ada pemahaman yg salah dari guru anak saya, setelah dapat info ini, coba saya diskusikan lg dgn pengajar..👍

      Hapus
    4. Sama-sama. Terima kasih atensinya :)

      Hapus
  7. terima kasih kak, sangat bermanfaat sekali,, salam kenal kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama. Terima kasih atas kunjungannya. Salam kenal balik :)

      Hapus
  8. Balasan
    1. 67/7 = 67 : 7
      63 : 7 = 9
      67 - 63 = 4
      67/7 = 9 sisa 4 atau 9 4/7

      Hapus
  9. bagaimana pengerjaan 612:3 dan 488:4

    BalasHapus
    Balasan
    1. Porogapit harus menggunakan gambar ya. Sayangnya di kolom komentar tidak bisa insert gambar harus membuka link. Jadi lebih mudahnya pengerjaan 612:3 dan 488:4 adalah seperti ini ...
      612 : 3 berarti angka yang dibagi (612) dibagi angka pembagi (3)
      612 : 3 = 60 : 3 = 20, 12 : 3 = 4
      Jadi, 612 : 3 = 204

      488 : 4 = 4 : 4 = 1, 8 : 4 = 2, 8 : 4 = 2
      Jadi, 488 : 4 = 122
      Demikian semoga bisa membantu :)

      Hapus
    2. terimakasih sangat membantu,,tetapi krn anak saya masih bingung 60:3, maka saya cari cara lain untuk porogapit semacam ini 6:3 =2, apabila angka puluhan (612) lebih kecil dari pembagi, maka stelah hasil pembagian angka ratusan ditulis angka 0, setelah itu 12:3=4.
      Entah cara ini sebenarnya cara yg benar atau salah yaa..hehe..tapi saya coba dibeberapa soal sejenis, hasilnya benar.

      Hapus
    3. Iya sudah benar. Yang sering anak-anak itu mengerjakannya justru seperti ini (612) : 3 caranya 6 : 3 = 2, 12 : 3 = 4 jadinya 24 malah salah sehingga memang perlu diberikan pemahaman seperti yang Anda sampaikan :)

      Hapus
    4. baik..terimakasih kak..infonya sangat membantu pemahaman porogapit :)

      Hapus
    5. Iya sama-sama. Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar :)

      Hapus
  10. Bolehkah anak sd kelas 3 di ajararin konsep bagi kurung pakai koma

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh saja asalkan belajarnya tidak terlalu dipaksakan karena pembagian pakai koma adalah pelajaran pecahan yang diajarkan di kelas 5 dan 6

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung di blog sederhana ini. Silahkan tulis komentar Anda. Berkomentarlah dengan baik dan sopan. Demi kesehatan blog ini, mohon maaf jika ada komentar yang harus saya hapus karena mengandung broken link (biasanya komentar tanpa nama komentator/Unknown/Tidak Diketahui/Profile Not Available). Jadi ... kalau ingin berkomentar gunakan AKUN DENGAN NAMA yaaa. Sekian dan terima kasih :)